Kamis, 13 Oktober 2011

Saya ga Spesial, tapi Saya Istimewa

“Hebat…!! Kamu hebat..!!” seruku hampir berteriak, saat muridku berhasil mendapat nilai 5. Yak!! Nilai 5 untuk skala 10.

Eits.. jangan bingung dulu, saya lanjutkan ceritanya.. Kejadian itu kira-kira 5-6 tahun yang lalu, saat saya masih mengajar les privat. Dan murid saya itu adalah murid “istimewa” yang jika bukan karena keteguhan hati ibunya mungkin ga akan bertahan di Sekolah Negeri untuk siswa normal. Murid saya ini agak terbelakang, jadi saya harus punya hati ekstra sabar, namun dengan harapan besar untuk keberhasilannya.

Nah, sekarang tahu kan… kenapa saya begitu takjub dan bangganya ketika murid saya ini “hanya” meraih nilai 5. Karena saya tahu persis bagaimana dia berusaha ekstra keras menghafal perkalian sederhana yang bagi teman-teman sekelasnya sudah hafal di luar kepala.

Saya tidak bisa membuat target yang sama untuk setiap murid les saya. Saya tidak bisa mengejar dan mendorong mereka semua meraih nilai gemilang, karena gemilang buat mereka punya arti spesifik, berbeda untuk tiap individunya. Untuk murid A saya berharap dia bisa naik kelas. Untuk murid B, saya akan puas jika dia bisa belajar mandiri. Untuk murid C mungkin saya baru bisa lega jika dia menduduki peringkat pertama.

Bagi saya, belajar progresif itu yang utama. Mereka harus jadi lebih baik dan berkembang dari sebelumnya. Itulah yang saya sebut bertumbuh, yang saya anggap keberhasilan bagi murid-murid saya. Targetnya berbeda, tapi mereka sama-sama mengalami perbaikan dari kondisi sebelumnya.

Tiap anak berbeda, enggak semuanya bintang dan juara. Mungkin di kelas mereka biasa-biasa saja. Beberapa bahkan tak banyak yang kenal, di mata teman sekelasnya mereka nggak spesial. Tapi di mata saya mereka istimewa. Kenapa? Karena Tuhan mempercayakan mereka untuk saya dampingi dengan kasih dari Dia.

Dan ketika saya melihat mereka sebagai makhluk istimewa, tanpa sadar saya menanamkan keyakinan bahwa mereka bisa asal mau berusaha. Dan itu membuat mereka mengalami pertumbuhan progresif, keberhasilan dan kesuksesan.

Kita yang “normal” terkadang pun mengalami degradasi optimisme dan mendadak merasa jauh dari spesial. Ada saat kita merasa sungguh kerdil, tak berani menegakkan dagu, minder, dan merasa bukan siapa-siapa. Saat ga bisa meraih nilai cemerlang. Merasa diremehkan dalam dunia professional. Merasa tak mampu menempati bagian spesial dari hati pasangan. Merasa bukan anak kebanggaan orangtua. Merasa bukan siapa-siapa.

Sadar ga, itu semua mungkin yang dirasakan murid-murid “istimewa” saya. Dan jika Anda sedang mengalaminya, tanamkan kuat-kuat dalam hati dan pikiran, bahwa Anda istimewa. Kita ga bisa jadi juara, kita hanya nomor dua, kita tersisih, kita mungkin merasa perih.. tapi bantulah diri Anda dengan secuil kepercayaan diri, karena setiap manusia dicipta istimewa.

Rabu, 17 Agustus 2011

Jangan Seratus Persen

Kakek saya pernah berpesan, jika bepergian sebaiknya uang disimpan di beberapa tempat, misalnya di saku celana depan kita taruh sebagian, begitu juga di saku celana belakang, lalu beberapa lagi disimpan di saku jaket atau kemeja, bagian yang lain disimpan di kantong tas, dan sisanya tetap ada di dompet kita. Mengapa? Katanya, kita ga pernah tahu halangan orang di jalan, siapa tau waktu berdesak-desakan isi kantong kita terjatuh, siapa tahu ada copet berniat jahat mengambil dompet kita, siapa tahu… siapa tahu..

Pesan kakek itu selalu saya terapkan setiap melakukan perjalanan jauh, dan rasanya lebih aman. Tidak was-was. Kalaupun ada peristiwa yang menyebabkan duit saya hilang, saya tetap tenang, karena saya tidak kehilangan semuanya, saya masih memiliki duit di beberapa tempat lain. Meskipun belum pernah kejadian kehilangan uang, namun perasaan tenang sepanjang perjalanan membuat saya menikmati perjalanan itu.

Saya baru nyadar, bahwa sebenarnya kakek tidak sekedar memberi pesan untuk perjalanan dalam arti yang sebenarnya. Jauh lebih dalam ketika saya renungkan, pelajaran itu juga berlaku dalam perjalanan kehidupan kita.

Pelajarannya adalah, jangan menaruh utuh dari seluruh harapan, perhatian, pikiran dan hidup kita hanya di satu tempat, di satu sisi kehidupan kita. Karena ketika kita kehilangan bagian itu, kita tidak menyediakan rasa syukur karena masih memiliki bagian lainnya.

Seperti halnya perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, selalu ada kemungkinan terjadi hal-hal di luar kendali kita, demikian juga perjalanan hidup kita, siapa yang tahu apa yang akan terjadi? Ada saat-saat dalam perjalanan hidup, kita mengalami kehilangan. Dan di bagian mana kita kehilangan? Sekali lagi who knows, misteri ilahi.

Ketika seseorang meletakkan focus hidupnya, misal pada karir saja, 100% karir, totalitas karir. Dan di bagian itu Sang Maha Kuasa mengambilnya, apa yang terjadi? Frustrasi? Stres tingkat tinggi? Kehilangan kendali? Atau mencoba mati?

Sayang sekali, padahal masih banyak hal-hal yang bisa dinikmati sebagai rejeki, kalau saja focus hidupnya tidak 100% hanya pada satu sisi. Mungkin bukan karir, sisi itu bisa saja keluarga, cinta, lingkungan, agama, apa pun. Seratus persen itu tak baik kalau hanya dilimpahkan di satu sisi hidup, dengan mengabaikan sisi lainnya. Bagilah pikiran, perhatian, waktu, dan energy untuk tiap bagian sesuai porsinya. Dan kerjakan bagian itu sepenuh hati, sambil menjaga keseimbangan dengan bagian lainnya. Cara itu lebih efektif dalam memaknai dan mensyukuri perjalanan hidup yang sudah pasti sulit ditebak ini. Jangan seratus persen, tapi kerjakan dengan sepenuh hati.

Kamis, 02 Juni 2011

Kosong Itu Isi

Siang ini puanaaass… Ya, lebay, atau memang suhu udara ibukota pantas saya nilai dengan panas yang teramat. Baru berasa mungkin karena ini hari libur. Beberapa orang mengeluhkan cuaca ini, termasuk saya, tadinya. Mana enak sih di kost-an sendirian, ga ada asyiknya.. Mau keluar, hadeehh… kebayang jadi potongan daging yang menggeliat di atas panggangan barbekyu… lebay lagi dah... Akhirnya beberapa pilihan yang pertama kali meintas adalah : tidur, atau tidur, atau… tidur...

Haha.. tidur memang sempet mampir di otak saya, paling mudah malah untuk dipikirkan. Untungnya segera digantikan pemikiran anti-malas lainnya. Saya berpikir, manusia ini emang lebih mudah mengeluh, apa pun keadaannya. Saya coba membayangkan, kalau siang ini hujan deras… apa yang ada di pikiran kalian? Sama aja, kan.. liburan kok hujan, ga bisa kemana-mana, dan akhirnya.. tiduurr…

Lalu apa bedanya, panas atau tidak ada panas.. Semua itu tergantung sama isi otak kita. Dan saya mulai mengisi otak saya dengan pemikiran : kalau tidak ada panas, apa yang saya rindukan untuk dilakukan… Aha.. saya baru ingat niat saya untuk mencuci sepatu olahraga yang sudah sejak lama urung dilakukan, gara-gara hujan terus-terusan. Nah, ini saatnya..

Saya bangkit, dan mengisi waktu-waktu yang suhunya bikin keringat menetes disana-sini dengan hal-hal yang tidak bisa saya lakukan kalau matahari tidak bersinar terik seperti sekarang. Mencuci sepatu, menjemur bantal-bantal, membuka pintu kamar lebar-lebar untuk mengusir lembab, hmmm…mungkin baru itu. Tapi setidaknya saya mengisinya bukan dengan kemalasan, kan?

Waktu itu terus berjalan. Saya tidur atau saya mencuci sepatu, sore juga akan datang, terik itu akan berkurang, dan panas, berganti sepoinya udara senja. Tapi apa yang saya pilih untuk saya kerjakan saat sang mentari bekerja giat mengirim panasnya, menentukan apa yang saya dapatkan di saat menikmati senja. Tidur membuat saya kesulitan memejamkan mata nanti malam. Mencuci sepatu dan beraktifitas menghasilkan sepatu bersih yang menambah semangat berolahraga.

Dalam perjalanan hidup kita, ada saat-saat kita harus melewati lobang, jalan yang tidak rata, rute yang tidak menyenangkan, area yang tidak nyaman. Dan kita lebih sering memilih untuk berhenti, mengeluh, menangis, dan mengutuki perjalanan itu (ups..ekstrimkah pilihan kata saya..?)

Fokus kita hanya tertuju pada lobang, kerikil, atau perjalanan yang ga nyaman itu. Padahal nyaman atau tidaknya perjalanan hidup kita hanya dibatasi oleh kreatifitas otak kita memikirkan hal indah yang menanti kita di ujung jalan sana. Kalau kita tetap berjalan, entah itu dengan keadaan nyaman atau tersiksa, kita akan sampai di ujung yang sama. So, kenapa kita masih mengisi waktu-waktu sulit itu dengan mengeluh? Tetaplah berjalan… biarlah kaki kita melewati lobang, kerikil dan jalan tidak nyaman itu, tapi mata kita menikmati indahnya semak dan rerumputan di depan sana…

Saat perjalanan hidupmu melewati lobang, jangan biarkan dia hanya jadi lobang kosong yang kamu sesali nantinya. Isilah masa-masa sulit yang harus kamu lalui dengan hal-hal yang menambah kualitas hidupmu. Kosong itu masih bisa jadi isi, kok.. Keep on fire!!

Jumat, 26 November 2010

Cintamu adalah obatku

Heloooww.... sahabatku... tempat curhatkuu... wadah buat isi otakku...
Yup.. right.. kamu, blog-ku yang udah mulai berdebu kalo dia perkakas, penuh sarang laba-laba kalo dia rumah, keriput kalo dia manusia... saking lamaaaaanyaa...aku ninggalin kata-kata cerminan isi hati, membuang huruf-huruf yang melukiskan garis-garis otakku..

Kini aku kembali...

Kemana selama ini? Hmmm.. ada kok, cuma agak takut buat transfer pikiran dan ati ke sebuah tulisan.. hehehe.. bukan hantu, bukan kuntilanak, takut karna tulisanku pernah menjadi bumerang buat aku.. melemparkan jauh kesana, tapi kembali, berputar arah dan melukai diri sendiri... Bingung? Wajarlah.. udah lamaa ga nulis.. isi hati & otak..

So, apa yang mau aku tulis kali ini? Kenapa aku kembali?
Aku membutuhkanmu, sahabatku, blog-ku, tempat curhatku...

Dan, aku mau nulis tentang kamu, Sahabat..

Sahabat adalah orang terdekat. Orang terpercaya. Orang yang kita tau pasti mencintai kita, ada untuk kita, dalam keadaan apa pun.

Beberapa waktu yang lalu aku membaca tulisan di milis yang aku ikuti. Tulisan seorang dokter tentang "hati yang gembira adalah obat".
Okay, aku kutip saja di sini....

Re: [majalah-fit] Menu untuk Penderita Diabetes
...
Dari:
Toruan Phaidon
...
Lihat Kontak
Kepada:majalah-fit@yahoogroups.com
Cc:drPhaidon Toruan

Novi,
Diabetes terjadi akibat kombinasi faktor genetika dan gaya hidup. antara satu orang dengan orang lain berbeda respons nya terhadap penyakit. ada yang cuek, ada yang setengah cuek, ada yang peduli, ada yang sangat peduli

kata kunci dari tercetusnya diabetes pada orang yang memiliki gen diabetes adalah overdosis karbohidrat sederhana, khususnya gula, plus makanan berlemak yang menyebabkan ototnya terlapis oleh lemak ( jadi hormon insulin yang seharusnya bekerja memasukkan gula ke dalam otot tidak berfungsi dengan baik, dan dokter mengistilahkannya dengan "insulin tidak sensitif".... btw, jangan disamain dengan perasaan sensitif kalau kamu tersinggung ya...)


kondisi diabetes ini semakin memburuk, walau secara perlahan... pas saat seseorang mengalami proses penuaan, di mana seseorang mengalami penurunan hormon-hormon, salahsatunya growth hormone, dan salah satu akibatnya adalah massa otot yang berkurang.


otot adalah konsumen gula terbesar, plus sebagai tempat nyimpen gula di tubuh kita. gula kalo disimpan di tubuh namanya glikogen.


kebayang dong kalo tempat nyimpan gulanya makin sedikit... tapi tubuh makannya tetap sama...? kelebihan gula...


kelebihan gula ini disimpan di dalam sel lemak, dan di dalam sel lemak gula diubah menjadi lemak... huhu tambah ndud


lalu kondisi diabetes ini juga diperburuk oleh stress... ketika stress tubuh memproduksi hormon stress berlebihan yang bernama kortisol. hormon ini kerjanya memecah lemak menjadi gula supaya bisa mensuplai gula ke otak. soalnya otak hobinya makan gula, dan kalau stress paling bisa ditenangkan oleh gula... coba cek dirimu atau teman di sekitar... kalau stress maunya makan apa..? coklat?? es krim? teh manis? kue??


kondisi stress yang diderita seseorang sering juga menjadi pemicu terjadinya diabetes, DAN, kondisi psikologis ini yang sering menentukan keberhasilan pengobatan atau tidak.


Kata kuncinya adalah perasaan dicintai atau mencintai seseorang...aneh ya..?


begini... kalau seseorang merasa dirinya ada yang mencintai, atau dia mencintai seseorang, maka dia akan mau berjuang untuk hidupnya. jadi kalau dia menderita diabetes, dia akan mau hidup disiplin, bahkan dia akan membayar apa saja harganya demi orang yang dicintai atau mencintai nya... bayangin aja kalau cowo lagi jatuh cinta atau demikian sebaliknya... ingat ga pepatah ini..." kalau cinta sudah melekat... tahu kucing serasa coklat..." (hiiiiii amit amit)


Banyak orang yang tidak mau berjuang dengan diabetesnya karena dia merasa sendirian. " not alone but lonely". kesepian walau dia tidak sendirian.


contoh kasus yang bisa saya share ke kam adalah ibu saya, dan adiknya yang lebih muda 2 tahun tapi meninggal 2 tahun yang lalu.


ibu saya merasa memiliki cucu dan anak anak yang sangat dia cintai, dan dia mau "fight" buat mereka. dia tidak mau cucunya dibesarkan oleh nenek orang lain, karena dia begitu ingin nilai-nilai dan filosofi hidupnya ada di dalam cucu cucunya. karena itu ibu saya mau melakukan apa saja. menukar nasi putih dengan nasi merah dengan sangat disiplin. sekali seminggu kalau ada pesta okelah off... olahraga hampir setiap hari, bahkan sudah bisa push up dengan kaki lurus sebanyak 10x ( nenek-nenek lho...), dan menolak kue, bubur ayam, serta martabak yang dia sangat sukai. rajin kontrol ke lab dan periksa ke dokter internis. tahun 2005 gula darah 2 jam pp 297. bulan lalu periksa, gula darah 2 jam pp 120. dokternya bingung. .... sampe pegangan... soalnya ga ada cerita diabetes bisa progress sedemikian... tapi mungkindokternya kuper...soalnya semua diabetisi yang hidup fitness lifestyle pulih hampir seperti sempurna... TANPA OBAT..


adik ibu saya sebaliknya. dia sudah hopeless dengan kehidupannya. sepanjang hidupnya dia merasa menderita. jadi dia memilih menjadi "victim" daripada menjadi "victor". pasrah, makan obat kadang lupa, makan maunyatetap yang enak.. hingga suatu saat beliau jatuh koma dan meninggal


jadi, buat papamu, tolong perhatikan kondisi hatinya terlebih dahulu baru obatnya.bagaimana hubungan dengan mama.. dengan anak-anak...dengan cucu.. dengan kerjanya.. perbaiki dulu.. baru bicara gaya hidup.


saya pernah bertemu dengan salah seorang klien saya yang bingung karena mamanya sudah berobat ke semua dokter canggih tapi diabetesnya tidak pernah sembuh. ternyata mamanya bermasalah dengan hampir semua anaknya. semua anaknya cuek, dan "tidak punya waktu" untuk mamanya. obat, uang, rumah sakit, fasilitas, semua ada. satu yang tidak ada... keberadaan orang yang dicintainya. bahkan untuk mendengar suaranya.


di depan saya, klien saya tersebut saya minta telepon mamanya, dandia katakan begini. " mama, apa kabar.. saya kangen sama mama... ni baru bicara sama dokter.. katanya mama mesti makan beras merah... nanti aku belikan ya ma.." tebak sendiri hasilnya...


inti dari pengobatan diabetes adalah

1. kasih
2. tukar karboidrat. tidak harus nasi merah. spaghetti, roti gandum, kentang, ubi, jagung, singkong.upayakan hindari gula pasir. tukar gula merah atau madu, walau tetap dijaga porsinya
3. kurangi gorengan, terutama gorengan di luar.jajanan di luar yang paling membahayakan diabetisi adalah vetsin dan jelantah. dengan menggoreng sendiri relatif lebih sehat, apalagi kalau makannya tidak digoreng
4. buah 3x sehari, pilih yang tidak terlalu manis... sekali-kali ok

olahraga..

aktifitas aerobik, wajib.. tapi pilih yang berbau permainan. akan lebih baik buat orang tua, berolahraga dengan keluarga yang dia kasihi. jalan pagi, kejar-kejaran dengan cucu. atau sekedar jalankaki atau naik sepeda sudah ok
latihan beban wajib. karena dengan latihan beban akan membantu mengembalikan massa otot. ingat bahwa otot adalah konsumen gula

nah... sebetulnya saya masih mau cerita yang paaaaaaanjaaaaaang... dan leeeeeeeebar.... tapi ntar milis inikepenuhan.


jadi Novi dan Fit Lovers lain, tunggu awal tahun depan, buku saya akan terbit

Fat Loss not Weight Loss for Diabetes
cieeee.. full of story yang bisa membantu seseorang menjalani diabetes dengan lebih baik. dan banyak pengalaman saya membantu ibu saya, saya tuangkan di sini. it s pay back time for my mom.. tadi pagi saya melatih beliau di gym... rasanya terharu banget... banyak orang di gym yang merhatikan... saya melatih nenek-nenek... hehehe.. tapi dia adalah wanita tercantik dalam hidupku, dan sayab isa lihat raut wajahnya yang bangga dilatih oleh anak yang dia hantarkan ke dunia.

salam

Nah, kata kuncinya adalah : PERASAAN DICINTAI atau MENCINTAI SESEORANG
Yang aku mau tulis disini emang bukan soal penyakit (fisik), yeah... you know, cita-citaku jadi dokter udah ga keterusan lagi.. So, biar aku ngomongin soal virus kehidupan saja.. wuiiihh... berat ya, bahasanya... kalo berat minta tolong kuli panggul aja...

Lets start..

Ngeliat kehidupan beberapa orang (mungkin juga termasuk aku), keberadaan orang yang mencintai dan dicintai ternyata berpengaruh gueedeeee... sama keberhasilan seseorang.
Mau dia manager (ups.. mohon maaf Bapak-bapak manager), mau dia security, bisa jadi orang berhasil dalam hidupnya. Dan itu ternyata sangat dipengaruhi oleh figur seorang istri..
Ini bukan masalah gender, lo.. (meskipun aku sangat menghargai gen perempuan). Keadaan sebaliknya juga berlaku rumus itu.

Oke, ambil aja aku jadi contohnya.. saat ada masalah sama orang terdekatku, rasanya semua kacau, hidup yang biasanya aku atur rapi jeli (berbanding terbalik dengan caraku mengatur kamar.. ) gubrakkk...krompyaaang.. jeduggg... dwueerrr... pyyyaarrr... semuanya jadi berantakan.
Curcol neh.. kejadiannya baru hari ini. Aku lagi patah hati. Merasa tidak dicintai. Merasa sendiri. Hari ini. (yaahh... karna kamu sahabatku, bisa jaga rahasia ini, kan..hehe..)
Nah, mulai dari masuk kantor, sampe sekarang ini (ini masih nongkrong di kantor, dan waktu menunjukkan pukul 18.54, udah dari tadi seharusnya di rumah, menikmati week end. Ya, seharian penuh, aku cuma bengong, ga ada satu kerjaan pun yang kelar. Layar monitor berkali-kali ngebuka "list to do" dan file-file kantor lainnya, tapi cuma nunggu giliran untuk di-close, dan open, close, dan open lagi.. berulang-ulang.. hanya disela jeda ngelamun.

Satu-satunya kerjaan yang beres akhirnya cuma nge-cek dan acc proposal.. itu bahkan ga ada di daftar list to do, aku kerjain karna area udah teriak-teriak minta acc tu proposal.

Intinya, semua jadi ga beres. Dan itu hanya karna aku bermasalah dengan orang terdekatku.

Nah, sekarang buat pembacaku..
Ngeliat kenyataan yang kaya gini, aku cuma bisa ngingetin, keluarga, sahabat, pasangan.. adalah orang-orang terpenting untuk keberhasilan dan kesuksesan hidupmu. So, kalo kamu masih punya kesempatan memilih (jelas bukan untuk "keluarga", ya..), pilihlah yang terbaik, yang mengerti, yang memahami, dan yang jelas yang "sepadan" dengan kalian.
Sepadan bukan hanya soal materi, derajat, ato pangkat saja.. Sepadan lebih tepat kalo kita melihatnya sebagai chemistry, nyambung, punya pemikiran yang saling melengkapi, punya tujuan hidup yang saling mendukung, punya cara pandang yang saling memperindah.

Trus gimana dengan "keluarga".. kan udah ga bisa request sama Tuhan, minta ortu tajir, minta kakak yang lemah lembut, punya adek yang selalu dukung kita.. Ato kondisi lain, suami yang dulu begitu getol ngedukung kita mulai ogah-ogahan kasih support, ato malah justru hobby melontarkan instruksi ini itu, larangan ini itu..
Apa berarti kita juga udah dicetak untuk enggak sukses? Hohoho.. bukan begitu cara "pembaca blog ini" berpikir.. kamu! Ya, kamu.. kalo ngebaca blog ini, udah ga boleh lagi mikir negatif. Ga ada kata "nothing". Udah di-delete tuh kata "impossible"...

So, yang sekarang kecetak adalah "Yes, I can.. Yes I will better.." yang ke-print di tingkah laku kita adalah "semangat..semangat..dan semangat.."
(uuuffff... padahal aku nulis ini lagi ga bisa nerapin kalimat-kalimat di atas.. Ya, sebenernya aku lagi menasehati diriku sendiri...)

Kembali ke topik.. (hoooiii... topiiikkk!!! jangan lari kemana-mana, deh...!!) : orang terdekat yang lagi ga bisa jadi "orang terdekat". Ini bakal dialami semua orang. Semua keluarga, suami-istri, sahabat.. pasti bakalan ngalami yang namanya konflik.

Nah, untuk sekarang ini aku belum ketemu solusinya... (walaaaahh.. udah ditungguin.. dan penonton pun kecewa..huhuuuuu..) Eitss... tapi aku ga akan berhenti kok, aku pasti akan cari cara.. yang jelas, aku (dan kamu) sekarang tahu.. kita bener-bener butuh "orang terdekat"... butuh dicintai dan mencintai..

Tengok kanan.. tengok kirimu.. kalo dia yang mencintai dan kamu cintai ada di situ katakan..
Ambil HP, masuk menu "write message" dan tuliskan.. (kalo dia berada nun jauh di sana)
Buruan lari, temui dia (kalo dia ga jauh dari tempatmu ngebuka blog ini) dan katakan..
kepada orang terdekatmu.. "AKU CINTA KAMU.. dan AKU BUTUH KAMU.."

Jangan biarkan kita kehilangan orang yang berharga di hidup kita itu.. Jangan biarkan kamu hidup sendirian.. Jangan biarkan dukungannya menjauh dari hidupmu.. Jangan biarkan kondisi kalian terus-terusan berada di atas jarum, siap jatuh karna tumpuannya hanya titik kecil yang melukai..

Perbaiki hubunganmu dengannya... carilah kembali pasanganmu, sahabatmu, keluargamu, yang pernah hilang dari hidupmu, dan hiduplah, berjalanlah, berlarilah menuju kesuksesan bersamanya...

Seperti yang aku lakukan sekarang.. blogku adalah sahabatku, aku kembali kepadamu...
hmmm... ada lagi sih.. yah, seseorang yang akan menerima smsku 10 detik dari sekarang yang kalo dibaca, sms itu akan berbunyi "I LOVE YOU and I NEED YOU"

Sabtu, 17 Juli 2010

be HAPPY

Saturday is a lazy day. Itu kata orang. Hmmm.. aku juga sering sependapat seeh... hehehe..

But not today. I have a great time @ office, even it is saturday.. yang kata orang "hari malas sedunia", but i am happy to have my overtime. Hehehe...

Happy bukan karena kita berada di tempat yang asyik, happy bukan karena kita melakukan hal-hal luar biasa, happy bukan karena kita bersama orang-orang yang menyenangkan..

Happy itu berasal dari hati, sebuah pilihan yang kita ambil, sebuah keadaan yang kita pilih. Segampang itukah? Yup, kalo kita mau memilihnya... Lalu kenapa HAPPY ga bisa kita miliki setiap saat? Hmmm.. jawabannya juga gampang, karena kita nggak memilih untuk HAPPY.

Its sound so simple and easy, right? But, trust me, aku sendiri juga susah kok, ga segampang pilih presiden, tinggal contreng (milih lo, ya.. bukan mikir.. hehehe.. bisa milih tanpa mikir? hmm...). Memilih si HAPPY ini butuh perjuangan, lo.. ngalahin pikiran negatif, membasmi kutu kupret yang disebut "mengasihani diri sendiri", dan membuang jauh-jauh virus "mengeluh".

Sulit? Hmm.. bukan berarti impossible kan? I can do it, so you do..
Hari ini aku udah bertekad, aku mau happy. Just to know, akhir-akhir ini aku ga terlalu bersahabat dengan yang namanya weekend, apalagai malam minggu, duuh.. ngebayangin aja udah ngerii.. nah, lo.. yeaah.. saturday for me just like a big hole, so empty.. and usually have a sad ending. Okay, enough curcol-nya... kan lagi milih si HAPPY, hehehe..

Hari ini I decide to be Happy.
Pilihanku mungkin bikin kamu geleng-geleng kepala, orang sinting mana yang memilih kantor buat bikin moodnya better? Office bersahabat karib sama stress, deadline, kerjaan, beban berat. Hmm... aku ga keberatan kok, disebut sinting, setidaknya aku bisa buktikan kalo happy ga ada kaitannya sama tempat-tempat yang fantastis.

Banyak hal jelek mondar-mandir di kepalaku, mengejek dan membujukku untuk mengeluh, data yang ga lengkap, perut yang laper, proposal yang harus direvisi. Tapi aku lalu berteriak "hush.. ga boleh ngeluh.. itu ga bikin happy" and then I feel much better... Sip, aku bisa ngalahin keinginan buat ngeluh.

Eits, ada yang berbisik di otakku, "eh, ini malem minggu lo.. kasihan banget sih, kencan kok sama komputer" hmm.. nyaris aja aku mengasihani diriku sendiri, iya, ya... how poor i am..
Ups, aku ingat sama tekadku, aku hari ini pengen happy. Lalu dengan tegas aku bilang sama diriku sendiri... hohoho.. kasihan tuh sama orang yang ga bisa menikmati kencan sama komputer, lagian aku ga sendiri, neeh.. ada temen tuh juga lagi asyik dengan file-file di atas meja kerjanya.. And, its work, I feel happy, aku ga perlu mengasihani diri sendiri, dan aku mulai bersyukur..
Ternyata masih banyak hal yang bisa membuatku tersenyum, banyak peristiwa yang bisa aku syukuri, banyak moment yang kalau aku mau nikmati terasa sungguh indah, sedikit demi sedikit aku bisa lengkapi data-data yang sempet nyaris bikin aku jengkel, lalu I have a nice lunch with my friends, remind me that I'm not alone, dan proposal itu... masih bisa kok diperbaiki... dan akhirnya aku bisa bilang, hari ini aku HAPPY...!!!

Banyak hal yang bakal menggodamu buat marah, buat kecewa, buat sedih, buat sakit hati.. banyak hal yang ga ijinin kamu milih happy... but, always remember, hanya kamu yang punya hak atas perasaan hatimu, kamu bisa menolak dan kamu bisa memilih.. Jadi, apa pilihanmu? be happy... just like me.. hihihi....


Minggu, 11 Juli 2010

I'm on.... REST AREA

Baru kusadari, aku memacu hidupku terlalu cepat… Hingga sepertinya aku mulai tersesat.. Kehilangan arah, dan lelah.. Beragam pertanyaan berlomba-lomba menempati ruang otakku, Apa sebenarnya yang aku cari, Kemana sebenarnya arah tujuanku, Sudah sejauh mana aku melangkah.. Lalu gambar-gambar perjalanan ekspress-ku ini muncul seperti slide di layar projector memory pikiranku. Kegagalan, bangkit, kembali berlari, jatuh, kesakitan, kembali bangkit, tertatih dan memaksa berlari lagi, lelah, namun tetap berlari… Meninggalkan beberapa bekas keletihan, sedikit luka, keringat yang mengucur, dan entahlah, bahkan aku tidak lagi mengenali diriku sekarang ini. Jadi, inikah yang kuinginkan? Big NO!

Mungkin bebalku hanya bisa diistirahatkan dengan limit kesehatan, setelah beberapa kali ‘dipaksa’ overlimit, sekarang ini harus menyerah pada fisik yang melemah. Sakit, sebenarnya bukan kutuk, hanya sebuah warning dari Yang Kuasa untuk beristirahat, memberikan waktu dan ruang untuk memeriksa diri dan hidup ini.

Okay, enough about me and ‘curcol’nya.. The point is, seperti judulnya, REST AREA. Nah, lo.. udah kaya di jalan tol aja. Yup, ‘tul..rest area itu yang aku maksud. Jalan tol, atau jalan bebas hambatan selalu dilengkapi dengan rest area di setiap sekian km-nya (sorry, ga ada data akurat, setiap berapa km, blom pernah ngukur, sih… hehehe.. ).

Rest area bukan sekedar tempat beristirahat. Beberapa rest area bahkan tidak memiliki cukup tempat yang nyaman buat istirahat, meskipun di beberapa rest area lainnya bahkan sudah seperti tempat mewah untuk berwisata.

Lihat saja yang dilakukan oleh sopir-sopir truk yang membawa angkutan barang dari satu kota ke kota lain, mungkin dari satu pulau ke pulau yang lain. Perjalanan yang panjang dan melelahkan. Namun mereka tidak hanya istirahat, tidur, saja, tapi juga memeriksa kondisi kendaraan mereka, dari tekanan angin, radiator, bahan bakar, dsb. Rest area bagi mereka adalah tempat berhenti untuk memastikan kesiapan melanjutkan perjalanan berikutnya.

Banyak diantara kita saat ini berada dalam kehidupan serba cepat, yang menuntut kita melaju layaknya jalan tol, bebas hambatan, dan berfokus pada kecepatan. Mengapa rest area hanya tersedia di jalan tol, bukan di jalan biasa? Karena semakin cepat laju kendaraan kita, semakin kita butuh kesiapan yang lebih sempurna. Dan kita butuh rest area.

Pekerja perlu berhenti dari rutinitas kerja, dari fokusnya mengejar target. Bukan sekedar beristirahat, tapi lebih dari itu, untuk memeriksa kembali hasil kerjanya, mengevaluasi, menganalisa, mencari inovasi baru, memperbaiki system kerja untuk hasil yang lebih baik, dsb.

Relationship perlu jeda –artinya tidak menghabiskan setiap detik bersama si dia- untuk melihat bagaimana hubungan itu, sudah sehatkah, adakah yang tidak beres, mengapa dia cuek, mengapa saya mulai posesif, kemana arah hubungan ini berjalan, masihkah pada jalur yang tepat, dsb.

Hidup ini perlu rest area, berhenti sejenak untuk memeriksa diri, apa yang sudah kita capai, kesalahan apa yang sering kita perbuat, apa sebenarnya tujuan kita, adakah langkah efektif untuk mencapai tujuan kita, sudah siapkah kita menghadapi perjalanan hidup selanjutnya, dsb.

Ambillah waktu sejenak untuk berhenti memacu hidupmu, belokkan kemudimu menuju rest area. Luangkan waktu untuk diam, tenang, dan memeriksa perjalananmu. Beberapa menit dalam sehari ga akan mengurangi waktu produktifmu, jusrtu membuatmu lebih focus untuk perjalanan berikutnya. Ingat, setiap jalan tol membutuhkan rest area.